10 WASIAT UNTUK MENCEGAH VIRUS CORONA

Ringkasan Wasiat Asy-Syaikh Prof. Dr. AbdurRozzaq Al-Badr hafizhahullah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

PERTAMA: BACAAN UNTUK MENCEGAH BAHAYA

Dari Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu, beliau berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa membaca,

بِسْمِ اللَّهِ الذي لا يَـضُرُّ مع اسْمِهِ شَيءٌ في الأرضِ ولا في السَّماءِ وهُوَ السَّميعُ العَليمُ

“Dengan menyebut nama Allah, yang bersama nama-Nya tidak ada satu pun yang membahayakan di bumi maupun di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Sebanyak 3 kali (di petang hari), maka tidak ada bahaya yang akan menimpanya sampai pagi, dan barangsiapa membacanya di pagi hari 3 kali maka tidak ada bahaya yang akan menimpanya sampai sore hari.” [HR. Abu Daud dan lainnya]

KEDUA: MEMPERBANYAK DOA NABI YUNUS ‘ALAIHISSALAM

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

“Tiada yang berhak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim.”

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ، فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ

“Dan ingatlah kisah Dzun Nun (Nabi Yunus ‘alaihissalam), ketika ia pergi dalam keadaan marah (kepada kaumnya), lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka ia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap (di perut ikan), ”Tidak ada yang Berhak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim.” Maka Kami kabulkan doanya dan Kami selamatkan dia dari kesulitan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.” [Al-Anbiya: 87-88]

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan dalam Tafsir beliau, tentang firman Allah, “Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman”,

أي: إذا كانـوا في الشدائِـدِ ودعونا مُنِـيـبـيـن إلينا، ولا سيَّما إذا دَعَوا بهذا الدعاءِ في حالِ البلاء

“Maknanya: Orang-orang yang beriman apabila berada dalam kondisi bahaya dan mereka berdoa kepada Allah dalam keadaan bertaubat kepada-Nya, terutama apabila mereka berdoa dengan doa ini saat tertimpa bahaya, maka Allah akan menyelamatkan mereka.”

Kemudian Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan sebuah hadits dari Nabi shallallaahu’alaihi wa sallam,

دعوةُ ذي النُّون إِذْ دَعا بها وهو في بَطْنِ الحُوتِ: «لا إله إلا أنت سبحانك إني كنتُ من الظالمينَ»، لَم يَـدْعُ بها رجلٌ في شيءٍ قطُّ إلا استجابَ اللهُ له

“Doa Dzun Nun (Nabi Yunus ‘alaihissalam) ketika beliau membacanya di dalam perut ikan,

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

“Tiada yang berhak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim.”

Tidaklah seseorang berdoa dengannya dalam semua keadaan, kecuali Allah akan mengabulkannya.” [HR. Ahmad dan At-Tirmidzi]

Al-‘Allamah Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata dalam kitab Al-Fawaaid,

فما دُفِـعَتْ شدائِد الدُّنيا بِمثل التَّوْحِيد، ولذلك كان دُعاء الكَرْبِ بِالتَّوحِيـدِ، ودعوةُ ذِي النُّون التي ما دعا بها مَكْرُوب إِلَّا فَـرَّج الله كَرْبَهُ بِالتَّوْحِيدِ.
فلا يُلْـقِي في الكُـرَبِ العِظام إِلَّا الشِّرك، ولا يُنْجي مِنها إِلَّا التَّوْحِيد، فَهُوَ مَفْـزَعُ الخَلِيقةِ ومَلْجَؤُها وحِصْنُها وغِياثُها، وباللَّهِ التَّوْفِيق

“Tidak ada yang seperti tauhid dalam menolak musibah-musibah yang terjadi di dunia. Oleh karena itu doa agar dihilangkannya kesusahan adalah dengan tauhid. Dan doa Nabi Yunus di dalam perut ikan yang beliau panjatkan agar Allah menyelamatkan dan mengeluarkannya dari kesusahan adalah dengan Tauhid.

Tidak ada yang dapat menjerumuskan ke dalam kesusahan-kesusahan yang terbesar kecuali dosa syirik. Dan tidak ada yang bisa menyelamatkan darinya kecuali dengan tauhid. Maka tauhid adalah sebab terlindungi, terjaga, terbentengi dan terselamatkannya alam semesta, dan hanya Allah yang memberikan taufiq.”

KETIGA: BERLINDUNG KEPADA ALLAH DARI BERATNYA MUSIBAH

Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, dari Nabi shallallahu‘alaih wa sallam, beliau bersabda,

تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ جَهْدِ الـبَـلاءِ، ودَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءِ القَضَاءِ، وشَماتَـةِ الأعداءِ .رواهما البخاري

“Berlindunglah kepada Allah dari beratnya musibah, tertimpa kebinasaan, takdir yang buruk dan rasa bahagianya musuh.” [HR. Bukhari]

KEEMPAT: SELALU MEMBACA DOA KETIKA KELUAR RUMAH

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

إِذا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَـيْـتِـهِ فقالَ: «بِسْمِ اللَّهِ، تَـوكَّلْتُ على اللَّهِ، لا حوْلَ ولا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ» -قـال:- يُـقـالُ حِـيـنَــئِـذٍ: هُدِيتَ، وَكُـفِيتَ، وَوُقِيتَ، فتَـتَـنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِـينُ، فَـيقُولُ لَهُ شيـطانٌ آخَـرُ: كيفَ لك بِرَجُلٍ قَـدْ هُـدِيَ وكُـفِـيَ ووُقِـيَ؟

“Apabila seseorang keluar dari rumahnya seraya membaca,

بِسْمِ اللَّهِ، تَـوكَّلْتُ على اللَّهِ، لا حوْلَ ولا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ

“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah”.

Maka akan dikatakan kepadanya ketika itu: Engkau telah diberi hidayah, dicukupi dan dilindungi. Lalu setan menjauh darinya, maka setan yang lain berkata: Bagaimana kamu akan mencelakakan orang yang telah diberi hidayah, dicukupi dan dilindungi?” [HR. Abu Daud]

KELIMA: MEMOHON KESELAMATAN SETIAP PAGI DAN PETANG

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, beliau berkata: Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan doa ini setiap pagi dan petang,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ العافِيَـةَ فـي الدُّنيا والآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ والعافِيَـةَ فـي دِيني ودُنْـيايَ وأَهْلِي ومالِي، اللَّهُمَّ اسْتُـرْ عَوْراتِي، وآمِنْ رَوْعاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِـي مِنْ بَـيْنِ يَدَيَّ، ومِنْ خَلْفِي، وعَنْ يَمِيـنِـي، وعَنْ شِمالِي، ومِنْ فَوْقِي، وأَعُوذُ بِعَظَمَـتِكَ أَنْ أُغْتالَ مِنْ تَحْتِـي

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu pemaafan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, jagalah aku dari arah depan, belakang, kanan, kiri serta atasku, dan aku berlindung dengan keagungan-Mu, dari ditenggelamkan dari arah bawahku (tertimpa malapetaka tanpa aku sadari).” [HR. Ahmad]

KEENAM: MEMPERBANYAK DOA

Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, beliau berkata, Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ فُـتِـحَ له مِنـكُمْ بابُ الدُّعاءِ فُـتِحَتْ لـه أَبـوابُ الرَّحْمَةِ، وما سُئِـلَ اللَّهُ شَيْـئًا – يعني: أَحَبَّ إِليـهِ – مِن أَنْ يُسْأَلَ العافِـيَـةَ

“Barangsiapa diantara kalian dibukakan untuknya pintu doa maka akan dibukakan untuknya pintu-pintu rahmat, dan tidaklah Allah dimintai sesuatu yang lebih Dia cintai daripada permintaan keselamatan.”

Dan Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الدُّعاءَ يَـنْـفَعُ مِمَّا نَـزَلَ ومِمَّا لمْ يَنْزِلْ، فَـعَـلَـيكُم عِبادَ اللهِ بالدُّعاءِ

“Sesungguhnya doa bermanfaat untuk perlindungan dari yang sudah terjadi dan yang belum terjadi, maka hendaklah kalian banyak berdoa wahai hamba-hamba Allah.” [HR. At-Tirmidzi dan lainnya]

KETUJUH: TIDAK MENDATANGI TEMPAT TERSEBARNYA WABAH

Dari Abdullah bin Amir radhiyallahu’anhuma, “Bahwasanya Umar radhiyallahu‘anhu berangkat menuju Syam, ketika sampai di Sarga (sebuah kampung di lembah Tabuk) disampaikan kepada beliau bahwa ada wabah tersebar di Syam. Maka Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu mengabarkan kepada beliau bahwa Rasullullah bersabda,

إِذا سَمِعْـتُم به بأَرْضٍ فلا تَـقْدَمُوا عليه، وإذا وَقَعَ بأَرضٍ وأنتُم بها، فلا تَخْرُجوا فِـرارًا منه

“Jika kalian mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah datang ke daerah tersebut, dan jika muncul wabah di suatu wilayah dan kalian berada di daerah tersebut, maka janganlah kalian keluar darinya untuk lari dari wabah tersebut.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

لا يُـورِدُ المُمْرِضُ على المُـصِحِّ

“Jangan digabungkan antara yang sakit dengan yang sehat.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

KELAPAN: SENANTIASA BERAMAL DAN BERBUAT BAIK KEPADA ORANG LAIN

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

صنائعُ المعرُوفِ تقي مَصارِعَ السُّوءِ، والآفاتِ، والهَلَكَاتِ، وأَهْلُ المعرُوفِ في الدُّنيا هُمْ أَهلُ المعرُوفِ في الآخِرَةِ

“Perbuatan baik itu melindungi berbagai keburukan, kerusakan dan kebinasaan. Dan orang yang berbuat baik di dunia akan mendapatkan kebaikan di akhirat.” [HR. Al-Hakim]

Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

ومِنْ أَعْظَمِ عِلاجات المرضِ: فِعْلُ الخيرِ والإِحسان، والذِّكْـرُ، والدُّعاءُ، والتَّـضَرُّعُ، والابتهالُ إلى الله، والتَّوبةُ، ولهذه الأمور تأثيرٌ في دَفْعِ العِلَل، وحُصُولِ الشِّفاءِ؛ أعظمُ مِنَ الأدوية الطَّبِيعِيَّـةِ، ولكن بحَسَبِ استعدادِ النَّـفْس، وقَـبُولِها، وعَقِيدتها في ذلك ونفعِه

“Diantara sebesar-besarnya obat penyakit adalah berbuat baik dan ihsan kepada orang lain, berdzikir, berdoa, tunduk kepada Allah, bersungguh-sungguh dalam bermohon kepada Allah dan bertaubat. Maka amalan-amalan ini memiliki pengaruh untuk menghilangkan penyakit dan meraih kesembuhan, bahkan lebih besar pengaruhnya daripada obat-obatan alami, akan tetapi pengaruhnya sesuai dengan kesiapan jiwa, penerimaan terhadapnya dan keyakinannya terhadap pengobatan itu (yaitu yakin Allah akan menyembuhkan dengan sebab itu).” [Zaadul Ma’ad]

KESEMBILAN: SHALAT MALAM (TAHAJJUD DAN WITIR)

Dari Abu Bilal radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

عليكُمْ بِقيامِ اللَّـيْـلِ؛ فإِنَّـهُ دَأبُ الصَّالِحينَ قَبلكُم، وإِنَّ قِيامَ اللَّيلِ قُربَـةٌ إلى اللهِ، ومَنْهاةٌ عنِ الإِثْمِ، وتكفِيرٌ للسَّيِّـئاتِ، ومَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عنِ الجَسَدِ

“Hendaklah kalian mendirikan shalat malam, sesungguhnya itu adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian. Dan sesungguhnya shalat malam mendekatkan kepada Allah, memelihara dari dosa, menghapus kesalahan dan mengusir penyakit dari badan.” [HR. Tirmidzi dan lainnya]

KESEPULUH: MENUTUP WADAH MAKANAN DAN TEMPAT MINUMAN

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhuma, beliau berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

غَطُّوا الإِناءَ، وأَوكُـوا السِّقاءَ، فإِنَّ في السَّنَـةِ لَـيْـلَـةً يَـنْزِلُ فيها وبـاءٌ؛ لا يَـمُـرُّ بـإِناءٍ ليسَ عليـهِ غِطاءٌ، أو سِقـاءٍ ليس عليه وِكاءٌ إِلا نَـزَلَ فيه مِنْ ذلك الوَباءِ

“Tutuplah wadah makanan dan rapatkan penutup tempat air, karena dalam setahun ada satu malam (dalam riwayat yang lain: ada satu hari) turun wabah padanya, tidaklah wabah itu melewati suatu wadah makanan atau minuman yang tidak ditutup kecuali akan turun padanya dari wabah itu.” [HR. Muslim]

Al-‘Allamah Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

وهذا مِمَّا لا تَنالُـهُ علومُ الأَطِبَّاء ومعارِفُهُم

“Dan ini termasuk yang tidak diketahui oleh para dokter.” [Zaadul Ma’ad]

PENUTUP

Hendaklah setiap muslim selalu memasrahkan semua urusan hidupnya kepada Allah ‘azza wa jalla, berharap anugerah-Nya dan semangat menggapainya, serta bertawakkal kepada-Nya, karena semua urusan berada di tangan-Nya, pengaturan dan penguasaan-Nya.

Dan bersungguh-sungguh dalam bersabar dan mengharap pahala atas musibah yang menimpanya, karena Allah ‘azza wa jalla telah berjanji bagi orang yang sabar dan mengharap pahala akan mendapatkan pahala dan ganjaran yang besar.

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya pahala orang-orang yang sabar tanpa terhitung.” [Az-Zumar: 10]

Dari Aisyah radhiyallahu’anha, bahwa beliau pernah bertanya kepada Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam tentang tho’un (jenis wabah), maka Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

إنَّه كان عذابًا يَـبْـعَـثُـهُ اللهُ على مَن يشاءُ، فجَعَلَهُ اللهُ رحمةً للمُؤمنينَ، فليس مِنْ عبدٍ يَـقَعُ الطاعون، فـيَمْكُثُ في بلدِه صابرًا، يَعْلَمُ أنَّه لن يصيبَهُ إلا ما كَـتَبَ اللهُ له، إلا كان له مِثْـلُ أَجْرِ الشَّهيدِ

“Itu adalah azab yang Allah kirimkan kepada siapa yang ia kehendaki, maka Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi kaum mukminin, maka tidak ada seorang hamba yang tertimpa tho’un, lalu ia tetap tinggal di negerinya dalam keadaan sabar, serta ia mengetahui bahwa tidak ada yang menimpanya kecuali telah Allah tuliskan baginya, kecuali ia akan mendapat pahala seperti orang yang mati syahid.”
[HR. Al-Bukhari]

by :

Ustaz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc hafizhahullah

silà -dishare.

Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori ra].

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *